Skip links
Explore
Drag

Nostalgia dengan jajanan masa kecil Indonesia yang kita semua suka

Pinch by pinch: Inspired by the Dutch’s fluffy dessert poffertjes, 'kue cubit' (pinch cake) are mini round cakes sold by street vendors near schools or traditional markets. (Kompas/Shutterstock/Ariyani Tedjo)

Ada sesuatu yang istimewa ketika mendengar bel istirahat sekolah berbunyi dan bergegas ke kafetaria atau tempat parkir kompleks sekolah untuk mengambil makanan ringan favorit Anda. Mereka mungkin bukan yang paling bergizi, tetapi dalam ingatan kami, mereka adalah yang paling enak. Berikut adalah 20 jajanan anak Indonesia populer yang patut dicoba — beberapa di antaranya masih tersedia secara luas jika Anda ingin menyusuri jalan kenangan.

1. Kue Cubit

Terinspirasi oleh poffertjes (pancake) pencuci mulut lembut Belanda, kue cubit (pinch cakes) adalah kue mini bundar yang dijual oleh pedagang kaki lima di dekat sekolah atau pasar tradisional. Nama tersebut mengacu pada penjual yang perlu menggunakan peralatan seperti sumpit untuk “mencubit” kue dari pelat baja tempat kue itu dimasak. Secara tradisional, kue ini disajikan polos atau dengan taburan cokelat Meises di atasnya, tetapi selama bertahun-tahun lebih banyak variasi seperti teh hijau, durian, atau oreo kue cubit telah muncul. Bagi mereka yang suka berpetualang, pilih varian yang disebut “laba-laba” (laba-laba), mengacu pada kue cubit berbentuk jaring laba-laba yang dibuat dengan menyebarkan adonan cair di seluruh pelat baja.

2. Lidi 

Siapa sangka, menggoreng tepung menjadi bentuk lidi (biasanya mirip dengan rambut malaikat atau pasta spageti) dan menyiramnya dengan MSG, garam, dan bumbu cabai akan menjadikannya salah satu pengalaman makan yang paling membuat ketagihan? Pedas dan gurih, sulit untuk berhenti mengunyah jajanan yang bentuknya lucu-lucu ini. Saat ini lidi masih bisa ditemukan di beberapa kantin sekolah atau bisa langsung dipesan di platform e-commerce.

3. Makaroni pedas

Kakak tiri lidi, makaroni pedas (spicy macaroni) menawarkan sensasi pedas dan gurih yang sama, namun dalam bentuk makaroni goreng garing yang membuatnya lebih diminati orang dewasa. Camilan ini sangat populer sehingga baru-baru ini muncul kembali dengan gerai waralaba lokal seperti Makaroni Ngehe yang mengkhususkan diri dalam menjual anak nakal ini.

4. Rambut nenek

Anehnya, tetapi tepat disebut rambut nenek (rambut nenek), camilan ini pada dasarnya adalah gula yang dipintal untuk membentuk tekstur seperti rambut kasar, diapit di antara dua potong wafer pipih merah muda, camilan yang sempurna untuk anak-anak atau orang dewasa yang bergigi manis. Rambut nenek masih populer dan banyak tersedia di mana-mana mulai dari pasar tradisional hingga supermarket.

5. Anak Mas

Mungkin camilan masa kecil 90-an yang klasik, karena setiap negara Asia tampaknya memiliki versinya sendiri. Blok ramen kering mentah ini dilapisi MSG (ayam atau keju bubuk, pilihlah) dan dimaksudkan untuk dimakan seperti keripik kentang goreng. Sangat menyenangkan untuk disantap karena kerenyahan yang berlebihan dan fakta bahwa konsumen wajib menghancurkan blok mie hingga berkeping-keping sebelum melahapnya.

6. Jagoan Neon

Permen lolly ini hadir dalam berbagai rasa buah dan mengubah warna lidah Anda saat Anda makan. Ada yang manis, ada yang asam. Dulu, Jagoan Neon (Neon Heros) juga hadir dengan tato temporer lucu yang bisa ditempelkan pada diri anak-anak. Apa yang tidak disukai?

7. Chiki 

Pada dasarnya mengambil bola keju atau puff keju, bola Chiki atau hanya “chiki” menjadi salah satu merek makanan ringan yang diproduksi secara massal di Indonesia, bisa dibilang mengalahkan nama besar lainnya seperti Chitato atau Taro. Namanya menjadi sinonim dengan semua jenis makanan ringan puff dan banyak orang mulai memanggil sesuatu yang mirip “chiki”. Meskipun rasa keju tetap menjadi makanan pokok, ada varian lain yang cukup populer di era 90-an: kaldu ayam, cokelat, dan bahkan rasa bakso.

8. Telur gulung

Telur gulung adalah telur dadar yang ditusuk dan disajikan dalam cangkir plastik, sering kali diberi topping mayones, saus tomat, atau saus cabai. Berawal dari pasar malam dan jajanan sekolah, karena popularitasnya, jajanan sederhana ini akhirnya diadopsi oleh banyak restoran dan vendor modern, yang masing-masing menambahkan sentuhan tersendiri pada hidangannya, dengan bahan-bahan seperti sosis, nugget ayam, dan bahkan mie instan.

9. Leker

Indonesia sebagai jawaban atas crepes, leker menjadi camilan penutup yang sempurna karena teksturnya yang tipis dan renyah serta isian pisang, keju, susu kental manis, dan taburan cokelat yang nikmat. Banyak sumber mengklaim leker berasal dari Surakarta, Jawa Tengah, dan Surabaya, Jawa Timur, di mana banyak orang Belanda tinggal selama era kolonial dan sering menyemburkan “lekker” (“lezat” dalam bahasa Belanda) setelah makan camilan. Tidak sulit untuk memahami alasannya.

Varities: Originated in Jakarta, 'kue ape' now comes in many different color variations and toppings (cheese or chocolate sprinkles). (JP/JP)

12. Kue ape 

Berasal dari Jakarta, ‘kue ape’ kini hadir dalam berbagai variasi warna dan topping (taburan keju atau cokelat). (JP/JP) (JP/JP) Berasal dari Jakarta, kue ape — atau bahasa sehari-hari sering disebut kue tetek karena bentuknya — adalah kue dadar tradisional dengan bagian tengah yang lembut dan tipis, renyah, krep- seperti tepi. Sering dijumpai di sekitar area sekolah, kini hadir dalam berbagai variasi warna dan dengan berbagai topping seperti keju atau taburan coklat.

13. Permen karet Yosan

Sejak tahun 1986, permen karet Yosan telah lama menjadi makanan pokok di kalangan anak muda Indonesia berkat kemasannya yang berwarna-warni dan harganya yang terjangkau. Saking banyaknya, hingga suatu saat, warung (warung pinggir jalan) bahkan menggunakan permen karet sebagai uang receh untuk pelanggan yang membayar.

Leave a comment